15 May

Nagi, UN, dan Splash After Class

Bulan-bulan ini memang musimnya untuk kembali berpolemik tentang dunia pendidikan kita yang tengah ruwet penyelenggaraan Ujian Nasional (UN). Pasalnya, beberapa tahun belakangan tidak sedikit yang mulai beranggapan bahwa UN bukanlah penentu kualitas hasil belajar seorang pelajar selama ia bersekolah. Salah satu alasan penolakan mereka yang paling relevan dengan film animasi pendek berjudul “Ujian” ini yaitu terlalu banyak ekses dan rekayasa di dalamnya. Tentu di musim UN seperti ini telinga kita dipaksa akrab dengan berita-berita yang berkaitan dengannya. Sayang, kebanyakan negatif. Mulai dari bocornya kunci jawaban hingga mereka-mereka yang kegep akibat kurang lihai memanfaatkan bocoran tersebut. Ya, tidak bisa dimungkiri memang oleh angkatan 2000an ke atas. Tempo hari, saat masih mengenyam bangku sekolahan, Gadget mereka mungkin saja pernah disibuki kiriman (beberapa versi) kunci jawaban mata pelajaran yang sedang di-UN-kan.

Nagi, seorang siswa Sekolah Dasar (SD) sedang dihinggapi kekhawatiran. Entah karena teman-temannya bakhil jawaban atau ia belum sempat mengikuti program bimbingan belajar yang menjanjikan jaminan uang kembali apabila tidak lulus, ujian kelulusan menjadi semacam momok menakutkan baginya. Mungkin pula sebelumnya Nagi tidak menghadiri acara tangis-tangisan yang rutin digelar pihak sekolah jelang menghadapi UN. The power of kepepet-lah yang akhirnya muncul di saat-saat demikian. Nagi pun mulai berpikir untuk berlaku culas. Ya, apalagi kalau bukan membuat “panduan” manual di beberapa carik kertas, upaya yang cukup realistis untuk anak sesusianya yang memang masih hijau soal teknik sontek-mensontek.

Jam terbang memang krusial dalam segala hal, tak terkecuali menyoal bagaimana gestur yang baik dan benar dalam mengelabui pengawas UN. Menyontek pun membutuhkan pengalaman. Gelagat mereka yang belum mahir benar dalam urusan (berdosa) tersebut sudah pasti dicurigai para penjaga yang entah sudah berapa ratus kali ditugasi mengawal UN dan barangkali pula dijanjikan beberapa ratus ribu Rupiah untuk setiap keberhasilannya memergoki satu pencontek. Nagi mulai melancarkan aksinya.

Hawa ujian memang sangat terasa dalam film animasi kreasi Sudibyo Saputro ini, tegang dan hening. Bagi Anda yang pernah mengalami suasana serupa, mungkin Anda kembali terkenang masa-masa saat Anda mulai mentok dalam menjawab soal UN, yang lalu dilanjutkan dengan memainkan alat tulis, larak-lirik kanan-kiri-depan-belakang sambil menunggu “wangsit”. Kita sebaiknya sedikit berempati kepada Nagi.

Nagi memang mengetahui konsekuensi apa yang bakal ia terima apabila kertas-kertas contekannya itu diketahui pengawas. Lantas apakah ia tetap memaksakan perilaku berisiko yang mungkin saja menyebabkannya tidak lulus itu? Bel “selesai tidak selesai dikumpulkan” yang lebih mirip suara bel penanda kereta berangkat dan tiba dalam sebuah stasiun menjadi jawabannya.

Selang beberapa hari, lembar pengumuman kelulusan pun terpampang manis di salah satu sisi kelas. Beberapa murid bergerombol mengerubungi secarik kertas berisi hasil ujian yang menyertai nama-nama mereka tersebut. Tak ada yang bermuram-durja, air muka mereka terus menampakan keriang-gembiraan. Nagi pun memunculkan batang hidungnya, dengan penuh gairah ia menerobos gerombolan tadi. Mengamati dengan jeli satu per satu nama yang tertera dalam lembaran maha penting itu. Apa yang didapat Nagi? Nagi Rengganis Saputro, nomor ujian 024-9.

Memang, UN sebagai syarat mutlak sebuah kelulusan (terkadang) hanya menjadi beban yang kembali hadir di ujung-ujung karier pendidikan seorang pelajar. Melulu berorientasi pada nilai delapan, sembilan, atau sepuluh, bukannya hanya bermuara pada sistem ranking di kelas? Sudah siap untuk berorientasi pada proses ketika nilai masih menentukan untuk masuk SMP-SMA favorit, dapat beasiswa atau kerja sekalipun?

Huh…!!! Tampaknya kurikulum pendidikan di Indonesia harus sedikit meniru Finlandia jika kuota otak (anak) kita tak mau lagi digumuli soal UN dan SPLASH AFTER CLASS Pool Party: Goodbye UN dari Divine Production (Produksi Ilahi).