26 Mar

Ulasan Film “The Unlovables”

Film tanpa komunikasi verbal langsung ini mungkin saja tampak terinspirasi dengan novel karangan Junot Diaz berjudul The Brief Wondrous Life of Oscar Wao. Novel yang pula meraih Pulitzer Award atau penghargaan tertinggi dalam bidang jurnalisme di Amerika Serikat untuk kategori fiksi pada tahun 2008.

Priesnanda Dwisatria, sutradara film ini, sempat memberi “mimbar” untuk novel tersebut. Ya, tepat di fragmen ketika si tokoh laki-laki terusik cumbu rayu satu pasangan yang sedang kasmaran di sebuah areal kampus. Hal yang saling memunggungi antara tabiat si tokoh dan realita lapangan.

Jika dalam The Brief Wondrous Life of Oscar Wao, Diaz menjabarkan bahwa Read More

24 Mar

Indonesia, Bersiaplah untuk Kineria!

Tepat pada Rabu, 18 Maret 2015, platform film online, Kineria, resmi mengudara. Bertempat di de’ Clan Resto & Cafe, acara yang menghadirkan beberapa nama penting dunia perfilman tanah air ini berlangsung cukup meriah. #KineriaON

Ya, Seiring dengan peningkatan ketersediaan Broadband Akses : 4G (LTE), FTTH, hingga WiFi Hotspots; pertumbuhan akses internet dan penggunanya diperkirakan akan tumbuh dengan amat cepat. Pada 2014 saja, ada 72 juta pengguna aktif internet di Indonesia, 54 juta di antara mereka mengaksesnya via Mobile dan Tablet. Menilik fenomena tersebut, konten video-lah yang menjelma sebagai idola publik. Oleh karena itu, Continue reading

19 Mar

Profil Sutradara: Luhki Herwanayogi

“Karakter terbatas di Twitter kerapkali memunculkan bias-bias pesan yang tidak jarang menimbulkan banyak masalah”- Luhki Herwanayogi. Sebiji perkara yang memang tidak jarang timbulkan berjibun petaka. Gejala yang diangkat sutradara asal Yogyakarta itu dalam karya film terbarunya, Aku Kudu Piye, Tweeps?.

Hanya berlatar kamar pribadi yang dijejali pernak-pernik khas lelaki belia, Luhki mencoba menguak ketidaknyamanan yang bahkan bisa hadir di zona nyaman kita itu. Didot—tokoh utama film ini—digambarkan terpusing-pusing di bilik tidurnya hanya lantaran ia tidak menggunakan sosial media dengan arif.

“Sosial media punya dua sisi, positif dan negatif, sehingga kita harus pintar-pintar menggunakannya. Sosial media bisa sangat berguna, tapi bisa juga jadi petaka, bahkan datang dari tempat ternyaman kita,” ujar Luhki.

Menarik menilik beberapa fragmen dalam film ini. Sekali tempo, Luhki sempat menyisipkan sebuah kiasan dalam bahasa Jawa yang berbunyi ‘koyok munyuk ketulup’. Didot yang saat itu mencak-mencak kepada kakaknya imbas sebab sepele, ya, charger-nya telat dikembalikan. Respon Didot yang berlebihan itulah yang Read More

16 Mar

Ulasan Film “Kitchen Knight”

Pertama kali menonton film animasi ini, mungkin di benak Anda terlintas film Petualangan Sherina. Kenapa? Saksofon dan irama yang riang. Ya, hal yang diharapkan Donny Irianto—empunya film ini—menjadi stimulan bagi pemirsanya untuk menonton dengan nikmat hingga tuntas. Apalagi, untuk ukuran film pendek, Kitchen Knight punya durasi yang relatif singkat.

Setengah dua belas kurang sedikit di dapur yang jauh dari hiruk pikuk dapur restoran pada umumnya. Tumpukan wajan, panci, dan piring kotor tidak kelihatan lagi. Tampaknya, sedang ada yang dinanti oleh dua chef “penunggu” dapur berlantai papan catur itu. Benar saja, Dolares datang.

Siapa Doleras? Diantar sang supervisor restoran, ia bertandang mengenakan blus merah, lengkap dengan tudung kepala ala Ratu Elizabeth yang dihias ornamen mungil berwarna ungu. Perempuan berperawakan mirip salah satu petinggi partai politik di Indonesia ini ternyata seorang penguji yang akan Read More

15 Mar

Nonton Film Indonesia Terbaru Online

nonton film indonesia terbaru

Bagi penikmat film Indonesia, maka nonton film terbaru akan menjadi kegiatan rutin, bukan karena semata-mata mereka senang nonton, tapi karena secara langsung maupun tidak langsung mereka adalah reviewer terbaik yang membantu kemajuan dunia perfilman di tanah air.

Tanpa kritik dan saran yang mereka sampaikan baik melalui komunitas, forum ataupun melalui review di blog, maka para sineas kita tidak akan kekurangan informasi tentang apa yang harus diperbaiki, dan tentunya hal itu akan sangat membantu untuk meningkatkan kualitas karya-karya mereka di masa mendatang. Read More

14 Mar

Pasang Surut Kualitas Dunia Perfilman Indonesia

film indonesia petualangan sherina

Tahun 1900 adalah awal munculnya pertunjukan film bioskop di Batavia yang dikenal sebagai peristiwa Pertoenjoekan Besar yang Pertama, di Manege, Tanah Abang, Kebonjae. Peristiwa itu hanya terpaut lima tahun setelah Robert Paul dari Inggris dan Lumiere Bersaudara dari Prancis mendemonstrasikan proyektor hasil penemuan mereka yang menandai dimulainya sejarah seni gambar bergerak atau film.

Ada yang mengatakan bahwa era tahun 1970-an itu lah puncak masa kejayaan film Indonesia. Karena waktu itu film-film kita benar-benar menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sehingga tidak aneh jika bioskop didatangi ribuan penonton mulai dari kota hingga pelosok desa. Sepertinya di jaman itu film Indonesia begitu dinantikan, dan gedung-gedung bioskop menjadi tempat favorit terutama di malam hari.

Waktu itu produksi film Indonesia begitu berlimpah dan mencapai puncaknya pada tahun 1977 yaitu tercatat sebanyak Read More

13 Mar

EFX, Kembangkan Indonesia via Soft Power

Bertempat di Burgundy Bar, Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Kamis (12/3), Equator Film Expo (EFX) memperkenalkan gebrakannya tahun ini. Ya, EFX Film Forum: France in Focus. Peningkatan kuantitas film Indonesia yang tidak berbanding lurus dengan kualitasnya menjadi salah satu alasan EFX hadir di tengah gairah tinggi industri film Indonesia. Sebuah platform baru untuk memfasilitasi, mengembangkan, dan menghubungkan bisnis film Indonesia dengan industri film regional dan internasional di seluruh dunia.

“Film adalah media ‘soft power’ terlengkap dan populer serta mencakup kebudayaan yang unik, mulai dari seni visual, musik, budaya, fesyen sampai keindahan alam”, jelas Dewan Penasihat EFX, Sendi Sugiharto, membuka temu pers.

Mengangkat tema “France in Focus”, EFX Film Forum 2015 bakal memulai programnya pada 27-30 Maret mendatang di Institut Francais Indonesia (IFI), Plaza Indonesia XXI, dan Skye Bar & Restaurant, Jakarta. Program yang ‘gong’-nya Read More