18 Jul

Ulasan Film: “Tobi”

Tidak banyak yang bisa diperbincangkan tatkala mengulik soal dunia film animasi pendek di Indonesia. Bukan saja tak banyak film yang benar-benar mampu menciptakan gebrakan, pegiat film di ranah ini pun jumlahnya dapat dihitung menggunakan jari tangan. Makin mengerucut jumlahnya apabila kemudian dipilah berdasarkan keaktifan. Sangat sedikit sekali.

Minimnya kesempatan untuk mengembangkan keahlian di bidang ini menjadi salah satu alasan banyaknya sineas film animasi pendek Indonesia yang punya potensi jadi tidak serius menekuninya, setidaknya di Indonesia. Salah satu animator berbakat besar yang memutuskan untuk hengkang, paling tidak hingga saat ini, adalah Brian Chandra. Alumnus Universitas Bina Nusantara ini menggarap “Tobi” sebagai karya tugas akhirnya yang kemudian menghantarkannya ke karir profesional. Read More

18 Jul

Ulasan Film: “Regret”

Apakah ada penyesalan besar dalam hidup yang membekas sehingga membuat Anda berharap dapat mengulang waktu untuk memperbaikinya? Rasa-rasanya, nyaris setiap orang memilikinya dengan tingkatan berbeda-beda, disertai beragam upaya untuk merepresinya.

Jika cukup beruntung, ada peluang emas datang memberi kesempatan bagi si pelaku untuk merekonstruksi bagian-bagian yang dianggapnya membawa rasa sesal tak berujung, walau hasilnya tentunya tidak akan sama persis seperti yang diharapkan. Terkadang, ketika penyesalan ini senantiasa membayangi dan sulit dienyahkan begitu saja, muncul sedikit pengharapan bahwa film adalah sesuatu yang nyata. Beragam keajaiban di dalamnya dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Read More

14 Jul

Ulasan Film “Lewat Sepertiga Malam”

Dewasa ini, agama kerap dimanfaatkan sebagai tameng oleh segelontor pihak. Disalahgunakan untuk melegalkan tindakan-tindakan yang (bahkan) bertentangan dengan nilai-nilai agama yang dianutnya. Tidak sekali dua kali ini terjadi, bahkan tampaknya malah telah membudaya di berbagai penjuru dunia. Melakukan pembenaran atas serangan sarat kekejian, kebencian, dan tanpa welas asih sedikit pun dengan mengatasnamakan Tuhan dan Rasul sebagai sang pemberi perintah. Sebuah fenomena nyata yang kian menggeliat dan menjadi-jadi tanpa terkendali dalam satu kuartal terakhir di 2014 setelah pesta (yang katanya sih bernama) demokrasi memercikkan gejolak politik gila-gilaan di tanah air, belum lagi adanya pembantaian memilukan di Palestina nun jauh di sana. Dendam bercampur lenyapnya akal sehat (pula welas kasih) yang telah tertimbun oleh ambisi-ambisi memantik kebutaan mata hati dan mematikan kebajikan yang telah diserukan berkali-kali oleh kitab suci. Menyedihkan.

Pilunya lagi, penggunaan agama sebagai penutup kebobrokan moral ini tidak saja diaplikasikan oleh para penggedhe-penggedhe maupun dunia perpolitikan semata, tetapi turut turun ke lapangan mengunjungi wong-wong kecil yang (mungkin saja) tidak terlampau peduli soal kisruh rebutan jabatan. Berapa kali sih Read More

12 Jul

Ulasan Film: “Dunia Yang Lengang”

Di era ketika ponsel cerdas telah menjadi kebutuhan primer bagi pihak-pihak tertentu, dan jejaring sosial menjadi semacam candu yang tak bisa lagi dipisahkan dari keseharian, maka semakin mudah pula bagi masyarakat untuk mengutarakan segala unek-unek yang berkeliaran di pikiran. Kebebasan berpendapat sepenuhnya terjamin, walau masih ada pula yang mempersoalkannya, terlebih saat kepentingannya turut terusik – ini seringkali bergesekan dengan dunia politik. Kemewahan ini bisa jadi tidak didapatkan bila penguasa membelenggu kuat mulut-mulut yang aktif melancarkan kritik dan opini terhadap pemerintah yang tidak sehat. Sebuah masa yang suram bagi media (pula awaknya) serta sejumlah aktivis yang pemikiran kritisnya dikekang oleh aturan-aturan tak manusiawi (yang katanya) demi menjaga stabilitas negara.

Lucunya, meski masyarakat telah dipersilakan untuk melepas pemikiran-pemikirannya dewasa ini, selama itu bertanggung jawab tentunya, Read More

11 Jul

Ulasan Film: “Parkir”

Apakah Anda pernah menemui problem di tempat parkir? Berkonflik ria bersama kawan atau pasangan dipicu oleh masalah pribadi (atau hal lainnya), tersesat mondar-mandir kesana kemari penuh kebingungan, atau kehilangan sesuatu bersifat penting yang menjadi kunci utama agar bisa “meloloskan diri” dari tempat parkir adalah beberapa yang kerap dijumpai – atau bahkan dialami sendiri – di lahan parkir.

Rasa-rasanya, sebagian besar dari Anda pernah dihantam drama semacam ini saat memutuskan untuk menitipkan kendaraan pribadi ke pengelola pusat perbelanjaan (atau tempat lainnya). Semakin luas tempat Anda memarkirkan mobil atau motor, maka semakin besar pula kemungkinan bumbu kehidupan bercita rasa konyol ini menghampiri diri Anda seraya mengejek-ejek sifat alamiah manusia, pelupa dan ceroboh. Read More