14 Mar

Figuran di Balik Layar

Menjadi figuran dalam sebuah produksi film atau sinetron tidak melulu sesederhana yang terlihat di permukaan layar bioskop atau televisi kita. Jika pada akhirnya hanya terekam kamera dalam hitungan menit bahkan detik, waktu tunggu yang para figuran korbankan untuk itu nyatanya jauh lebih lama dari waktu tunggu penumpang Lion Air saat pesawatnya dikabarkan delay.

Belum lagi keluhan-keluhan dari para figuran yang merasa ditelantarkan tanpa kejelasan menanti fragmen yang mengharuskan mereka inframe, sampai imbalan yang jauh dari kata sebanding dengan pengorbanan yang sudah mereka lakukan, dibahas secara utuh dalam dokumenter pendek berjudul “Figuran” karya Vania Ivena ini. Kali ini Vania coba memotret realitas yang selama ini bias dari mata kamera.

Ironis, mungkin menjadi kata yang tepat saat film ini memuat pengakuan Read More

28 Jan

Fajar Ramayel, Terinspirasi Tim Burton

Keseluruhan film ini barangkali mengingkatkan kita pada halaman depan salah satu media nasional di Indonesia. Ya, pada edisi Kamis (8/10/2015), Republika dengan satir menggambarkan dampak negatif dari kepulan asap di Riau. Melalui media berbeda, Fajar Ramayel duluan mengutarakan kegundahannya pada isu lingkungan yang terjadi di tengah Sumatera itu.

Diberi judul WachtenStaad, animasi ini bercerita tentang tiga bocah dari kota bernama WachtenStaad yang berpetualang mencari penyebab kotanya tersebut tak pernah sekalipun disinari matahari. Langit WachtenStaad yang melulu diselimuti awan pekat mungkin saja menjadi gambaran langit Read More

15 Jan

Kombinasi Animasi 3D dan Isu Kekinian

Bagi mahasiswa jurusan Public Relation film ini mungkin saja bakal mengantarkan pada pembahasan menyoal Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau lebih karib dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR). Film yang secara tersirat menyentil Etika Bisnis banyak korporat—di Indonesia khususnya—yang bukannya mengelola lingkungannya dengan baik malah menjadikan sekelilingnya harus rela dipusingkan imbas proyek-proyek tak bertanggung jawab.

Karya Fajar Ramayel yang diberi judul WachtenStaad ini menceritakan perjalanan tiga orang anak yang berasal dari sebuah kota bernama WachtenStaad yang penasaran dan belum sekalipun merasakan Read More

23 Dec

Dedikasi Seorang Ibu dan Pekerja Teater Modern

Beruntung sekali ia. Ketika baru menginjak usianya yang ke-11 sudah mendapat bimbingan akting dari orang-orang yang memang layak disebut seniman. Bandingkan dengan suguhan yang ditawarkan media untuk umur seusianya saat ini. Ya, pastinya bukan yang hanya bermodalkan dempul dengan akting ala kadarnya yang menjadi role model-nya. Dewa-dewa Teater Populer macam George Kamarullah, Henky Solaiman, hingga Nano Riantiarno menjadi nama-nama yang disebut dalam bahasan mengenai perkenalannya dengan dunia lakon. Dokumenter berjudul Persona arahan George Arif ini yang bakal mengupas dalam-dalam kehidupan sosok ‘ia’ yang terus disebut dari awal alinea. Ia adalah Read More

27 Nov

Harmoni Orkestra, Kor, dan Suporter

Addie Muljadi Sumaatmadja dengan Twilite Orchestra-nya, Drs. A. G. Sudibyo dan paduan suara mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI), serta Yuli Sumpil, sang pemimpin ribuan Aremania (sebutan untuk fan Arema Indonesia) yang menyesaki Stadion Kanjuruhan. Mereka menjadi salah tiga yang dilahirkan untuk menjadi pemimpin sekaligus mengamini adagium yang terpampang dalam poster film ini yang berbunyi Read More

29 Oct

Membedah Jeroan Superglad

Tidak pernah tidak menarik ketika kita membahas sebuah band yang tempatnya bukan di acara pagi hari, infotainment, atau talkshow-talkshow minim informasi buatan teve-teve terestrial di sini. Sempat ada RadioShow–di teve yang satu itu—yang menjadi alternatif di tengah tren musik melayu saat itu, namun entah kenapa acara tersebut didrop dan tidak pernah memunculkan lagi acara-acara serupa ke permukaan. Muncul banyak pertanyaan kala itu, salah satu yang menggelitik berbunyi “apa iya teve—dengan segala kepentingannya—memang bukan merupakan habitat yang tepat bagi para musisi indie yang pada hakikatnya ber-DNA-kan idealisme?” Mungkin saja. Ya, tentu menjadi sikap yang mulia jika masih banyak di antara mereka yang tetap loyal untuk memberi makan musik alih-alih (melulu) disuapi olehnya.

Hal di atas pula yang sempat didengungkan The Superglad dalam Read More

15 Oct

Kokas, Islam Nusantara, dan Pahlawan dalam Diam

Bukan Kokas (Kota Kasablanka (Kampung Melayu sampai belakang Karet)) yang menjadi bahan kajian dalam dokumenter berjudul Nafas Perjuangan di Kokas keluaran Laguna TV ini. Jangan membayangkan pula Kokas yang satu ini berada di tengah ibukota dan dijejali para shopaholic terjebak zaman. Karena Kokas dalam tayangan ini sangat kontras dengan Kokas yang mungkin pernah pula Anda kunjungi di akhir pekan tersebut. Ya, sebab Read More

02 Oct

Prosa Para Pemadat Persija

“Some people believe football is a matter of life and death, I am very disappointed with that attitude. I can assure you it is much, much more important than that.”

Kurang sahih rasanya jika tak menyertai kutipan terkenal legenda Liverpool William ‘Bill’ Shankly di atas tatkala kita menyinggung kemesraan supporter dan klub gacoannya. Nukilan yang terdengar mainstream sih, tapi bukankah di era sekarang ‘hipster is the new mainstream’?

Pernyataan tersebut terlontar saat Shankly terkagum-kagum menyaksikan kekerabatan supporter Liverpool FC dan Everton FC menjelang klub kesayangan masing-masing bersua. Menjadi sebuah pemandangan yang langka memang jika mengingat fakta lapangan kedua klub yang adalah musuh bebuyutan alias rival sekota atau karib dengan sebutan Derby Merseyside.

Nah, jika kita runut ke film dokumenter yang bakal Anda simak sebentar lagi, karya sutradara paruh baya Andibachtiar Yusuf berjudul The Jak ini sekilas Read More