13 Mar

EFX, Kembangkan Indonesia via Soft Power

Bertempat di Burgundy Bar, Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Kamis (12/3), Equator Film Expo (EFX) memperkenalkan gebrakannya tahun ini. Ya, EFX Film Forum: France in Focus. Peningkatan kuantitas film Indonesia yang tidak berbanding lurus dengan kualitasnya menjadi salah satu alasan EFX hadir di tengah gairah tinggi industri film Indonesia. Sebuah platform baru untuk memfasilitasi, mengembangkan, dan menghubungkan bisnis film Indonesia dengan industri film regional dan internasional di seluruh dunia.

“Film adalah media ‘soft power’ terlengkap dan populer serta mencakup kebudayaan yang unik, mulai dari seni visual, musik, budaya, fesyen sampai keindahan alam”, jelas Dewan Penasihat EFX, Sendi Sugiharto, membuka temu pers.

Mengangkat tema “France in Focus”, EFX Film Forum 2015 bakal memulai programnya pada 27-30 Maret mendatang di Institut Francais Indonesia (IFI), Plaza Indonesia XXI, dan Skye Bar & Restaurant, Jakarta. Program yang ‘gong’-nya tepat pada Hari Film Nasional ini mencakup seminar, konferensi, workshop, masterclass, dan panel dengan topik-topik menarik macam Strategi Pemasaran dan Perilisan Film; Promosi; Produksi Poster, Trailer, dan Teaser; Penulisan Naskah; Pelatihan Akting; Syuting di Luar Negeri; Ekspor dan Penjualan Film; Pitching Film; serta Sirkuit Festival.

Tema “France in Focus” dipilih bukan tanpa alasan. Adalah pengaruh dominan industri film Perancis bagi dunia perfilman Indonesia dan sukses negeri-nya Napoléon Bonaparte itu sebagai eksportir film terbesar sedunia setelah Hollywood menjadi salah dua sebab.

“Industri film Indonesia dan Perancis sebenarnya tidak jauh berbeda, mereka biasanya memproduksi film dengan genre dan tema yang sama, juga menghadapi tantangan yang sama di luar negeri. Kedua Negara memiliki bahasa yang asing untuk pasar film dunia, juga bujet yang tidak banyak dibandingkan film-film Hollywood”, ucap Guillaume Catala, co-founder dan co-director Programming EFX Film Forum.

Beberapa tokoh penting industri film Perancis pun dilibatkan. Dari pelatih akting-nya Marion Cotillard, Pascal Luneau; Bruno Chatelin, pendiri dan direktur FilmFestivals.com; hingga project manager Cinando, Carole Joly.

Terpilih menjadi duta EFX Film Forum 2015 adalah Julie Estelle. Perempuan blasteran Manado-Perancis itupun menekankan pentingnya hajatan tahunan tersebut bagi para pemangku kepentingan industri film Indonesia.

“EFX Film Forum tentunya bisa membantu mengembangkan perfilman nasional dan membuka peluang kerjasama lebih besar bagi pekerja seni di Indonesia”, tutur Julie.

Dalam jumpa pers ini pula, EFX turut menghadirkan Ketua Badan Perfilman Indonesia, Kemala Atmojo, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf. Keduanya pun menyambut baik dan mengapresiasi terobosan baru jelang pasar bebas ini.

Nah, sebagai bentuk dukungan terhadap industri film nasional, masuk dalam agenda EFX Film Forum tahun ini adalah pemutaran terbatas Guru Bangsa: Tjokroaminoto karya Garin Nugroho dan Filosofi Kopi kreasi Angga Sasongko.