04 May

Anak-Anak Rimba yang “Mbalelo”

Jauh sebelum Sokola Rimba lalu lalang di bioskop-bioskop kesayangan Anda akhir 2013 lalu, Anak Rimba keluaran Laguna TV ternyata lebih dulu mengangkat tema pendidikan yang memfokuskan baca, tulis, dan hitung (Calistung) dalam lingkungan kanak-kanak suku pedalaman. Sokola Rimba dan Anak Rimba memang mempunyai kesamaan dalam penerapan tema dan setting, namun yang paling kentara membedakan keduanya adalah soal pemilihan genre. Jika Miles Film mengangkat Sokola Rimba-nya lewat sisi drama hasil adaptasi novel dengan judul yang sama karya Saur Marlina Manurung (2007), Laguna TV memilih menggunakan metode dokumenter untuk Anak Rimba-nya. Ya, dua film yang Read More

26 Feb

Ulasan Film “Cerita Ivy”

Film Cerita Ivy

Hanya berpatokan pada premis sekaligus judul, penonton akan dengan mudah meremehkan ‘Cerita Ivy’ arahan Rizky Indra Purnama. Kesan pertama yang ditimbulkan oleh film ini adalah usaha lain untuk menjual nasionalisme, patriotisme, atau tindakan-tindakan heroisme yang nantinya berujung pada tatanan kisah bernuansa menceramahi seputar kepedulian terhadap sesama ataupun bela negara. Bukan tanpa alasan pesimisme semacam ini bermunculan mengingat para pembuat film pendek di tanah air kerap kali dihadapkan pada mandegnya gagasan lengkap beserta kekliseannya hanya untuk mengapungkan tatanan kisah yang (maunya) berisi pesan moral, kearifan lokal, atau penabur semangat terhadap generasi muda agar lebih peduli terhadap kondisi Indonesia. ‘Cerita Ivy’ walau tidak betul-betul lepas dari jeratan itu, memiliki gayanya sendiri dalam menghantar penuturannya sehingga penonton yang kadung memandang sebelah mata dibuatnya kecele.

Ya, ‘Cerita Ivy’ memang sebuah film pendek yang diharapkan oleh pembuat filmnya menyampaikan pesan baik bagi masyarakat. Hanya saja, cara tuturnya yang singkat, tepat sasaran tanpa perlu bertele-tele, pula polos yang menjauhkannya dari kesan menggurui membuatnya nikmat untuk disantap. Lagipula, kata kunci yang diberikan di dalam film rupanya menipu seolah mengesankan bahwa film ini akan terjerembab pada nasionalisme semu. Bagaimana bisa tidak berpikiran macam-macam Read More

13 Feb

Ulasan Film “Pilem Pertamaku”

Apakah kamu masih ingat pada film pertama yang ditonton di bioskop entah atas ajakan orang tua atau kemauan sendiri? Bagi penulis, pengalaman sinematik pertama terjadi saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Kala itu, keinginan untuk melahap film di layar lebar berasal dari diri sendiri yang memang sedikit banyak telah tumbuh semenjak diperkenalkan oleh orang tua lewat iklan bioskop surat kabar (terdengar aneh, ya?).

Setelah berbulan-bulan merengek berharap memperoleh kesempatan itu – ada beberapa film yang penulis harapkan bisa tonton lantas berlalu begitu saja – akhirnya permintaan pun dikabulkan. Bersama saudara sepupu dan kakak perempuan, penulis diboyong ke salah satu bioskop di kampung halaman (kini telah rata dengan tanah wujudnya!) untuk menyaksikan ‘Batman Forever’ arahan Joel Schumacher. Tidak terlalu ingat siapa yang memilih film, yang jelas saat itu citra Batman di keluarga dianggap sebagai film anak-anak. Hasilnya? Read More

19 Dec

Ulasan Film “Altitude Alto”

Walau sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang sangat direkomendasikan untuk dikonsumsi setiap harinya, sulit disangkal bahwa sayuran juga merupakan musuh besar bagi anak-anak… sebagian besar. Tidak peduli campuran bahan apapun – semenggoda selera apapun – yang kamu berikan di makanan, sayur yang seringkali berjenis wortel, bayam, atau kacang-kacangan sering dibiarkan terlantar begitu saja meski nasi dan lauk pauk habis tak bersisa. Dibutuhkan siasat jitu agar si buah hati bersedia memberi kesempatan kepada segerombolan sayur mayur untuk berkelana memasuki mulut dan saluran pencernaan. Jika begitu-begitu saja, maka, yah… meski nantinya akan memiliki kesadaran diri, tapi dibutuhkan waktu menahun agar menjalin keakraban bersama jenis sayur-sayuran ini. Paksaan secara halus yang diterapkan kepada anak yang terus menerus emoh ini tentu pada akhirnya turut memaksa orang tua untuk menghidupkan sisi kreatifitas. Itulah yang coba dikulik oleh film animasi pendek berjudul ‘Altitude Alto’ arahan Aditya Prabaswara.

‘Altitude Alto’ adalah percobaan lainnya dari animator Indonesia bahwa kupasan cerita dalam film animasi pendek tidak harus melulu berkaitan erat dengan cerita tradisional turun temurun. Permasalahan sehari-hari pun bisa menjadi bahan menarik untuk dikulik. Melalui ‘Altitude Alto’, Aditya Prabaswara mengangkat apa yang kerap kali kita Read More

23 Sep

Ulasan Film: “Indo Nesia?”

Di semesta film pendek pelajar Indonesia, nasionalisme adalah salah satu dari sedikit tema yang begitu digandrungi untuk diracik berulang-ulang. Paparan kisahnya pun seringkali tidak jauh berbeda antara satu dengan lainnya. Memiliki keterkaitan erat dengan sekolah, Sang Saka Merah Putih, serta upacara yang dikombinasikan bersama wejangan-wejangan (maunya) bijak, narasi puitis menghanyutkan, dan orasi nasionalistik.

Secara langsung, film meminta penontonnya – target utama adalah pelajar SMA – menghargai bumi pertiwi ini melalui cara yang sederhana. Apapun masalah yang diaplikasikan oleh si pembuat film pada tokoh-tokoh rekaannya, solusi terbaik yang bisa diberikan adalah memberi penghormatan kepada bendera merah putih yang tengah berkibar-kibar membanggakan di atas tiang. Read More

12 May

Review : Bu

Berbincang mengenai tema abadi di dunia sinema Indonesia, maka itu tidak jauh-jauh dengan (salah satunya) adalah eksploitasi kemiskinan. Sineas dalam negeri ini begitu gemar berceloteh perihal duka nestapa dan penderitaan yang ‘sudah jatuh, tertimpa tangga, eh kejedot tembok, nyungsep ke got, kesamber petir pula’. Seolah-olah derita ini tak menemukan ujungnya. Memang bukan suatu tema yang bisa dibilang benar-benar salah (atau buruk) karena selama memeroleh penanganan yang tepat, tema yang berulang ini bisa menghasilkan sebuah tontonan yang menggigit dan menghentak. Selain itu, pemandangan semacam ini masih akrab dijumpai di lingkungan sekitar. Media film hanya sekadar dimanfaatkan untuk merekam keresahan atas kondisi yang masih saja tumbuh berkembang dengan subur ini. Salah satu sineas yang merasa resah, gelisah dan merasa perlu menyuarakan pendapatnya adalah Read More