31 Oct

Review : Shelter

Jika memperbincangkan tentang film pendek di Indonesia dewasa ini, rasanya kok terasa ada yang kurang kalau tidak menyebut nama Ismail Basbeth. Sineas asal Yogyakarta ini mendapatkan sorotan lantaran karya-karyanya yang telah berkeliling ke berbagai festival film tingkat internasional ini dipresentasikan secara unik, bergaya, dan berani. Ada pula sesuatu yang khas dalam gaya bertutur di dalam setiap karyanya. Mengingat tidak adanya aturan yang mengikat di dunia film pendek – kerap diasosiasikan sebagai medium penuh kemerdekaan, maka Ismail Basbeth pun kerap melakukan eksperimen sehingga Anda tidak akan menemukan pengulangan cara menyajikan hidangan di karyanya yang berikutnya. Apa yang terjadi di film berikutnya adalah bentuk dari penyempurnaan. Itu dilakukannya dalam ‘Shelter’, salah satu karyanya yang tersohor dan banyak diperbincangkan, yang menyempurnakan sisi artistik dari ‘Hide and Sleep’ serta ‘Harry van Yogya’.

Apa yang dicelotehkan oleh si pembuat film di dalam ‘Shelter’? Itu yang harus Anda kulik sendiri. Sinopsis resmi yang dipublikasikan sama sekali tidak membantu, hanya sekadar berbunyi, “cintailah seseorang yang sedang bersamamu, selagi masih ada waktu.” Merentang hingga 15 menit, film memang Read More