09 Oct

Abdalah Gifar, Tabrak Pakem Film Sejarah

“Bagi kami, sejarah itu bukan sesuatu yang suci atau yang sudah pasti terjamin 100% keasliannya. Bukan tidak mungkin fakta sejarah yang kita ketahui sekarang lewat pengajaran ataupun buku-buku merupakan suatu hasil konstruksi. Seperti zamannya Orde Baru yang mengangkat peristiwa G30S/PKI.”

Namun kami dapat menjamin 100% bahwa pernyataan di atas bukan hasil konstruksi orang militer. Ya, pernyataan tersebut terlontar dari Abdalah Gifar, filmmaker muda nan berbakat yang telah banyak memproduksi film pendek bergizi, salah satunya…Pencuri Sejarah. Jawaban dari pertanyaan ‘mengapa ia kali ini tertarik membuat film bertemakan sejarah’ yang Read More

14 Aug

Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah (di Meja)

Satu lagi film berlatar Sejarah Indonesia yang dikemas dengan segar. Pakem film bertemakan sejarah yang melulu dibalut epos kepahlawanan, membuat film berjudul Pencuri Sejarah ini menjadi semacam oase di belantara perfilman Indonesia. Menghadirkan sosok Presiden pertama RI Soekarno kualitet super—yang aktingnya juga layak disejajarkan dengan Soekarno KW lainnya, Aryo Bayu, dalam Soekarno: Indonesia Merdeka (Hanung Bramantyo, 2013)—, fiksi ini mengisahkan sepasang laki-laki dan perempuan dengan gaya kekinian yang “berprofesi” sebagai maling alias penggondol dokumen negara. Apa motivasi keduanya melakukan tindakan tak terpuji tersebut? Apa tidak lebih baik bagi mereka meniru sebayanya dengan membuka kios makanan atau minuman di Pasar Santa?

Jangan berpikir film ini seberat atau sekontroversi Read More

23 Sep

Ulasan Film: “Merdeka atau Marni”

Ada satu masa kita pernah mempertanyakan keabsahan tuturan sejarah negeri ini seperti yang tercantum pada buku-buku teks sekolah. Entah terkesan ditutup-tutupi, ditambah-tambah bumbu agar terasa sedap, atau bahkan dituturkan secukupnya saja. Pernah pula beredar kabar angin bahwa sebetulnya apa yang dibaca oleh jutaan siswa selama ini penuh rekayasa yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga kebobrokan masa silam tak terekspos meluas. Mengenai kebenarannya, hanya Tuhan dan para pelaku sejarah yang mengetahuinya. Bisa jadi memang betul adanya, tetapi bisa jadi pula hanya teori dari para penikmat konspirasi belaka. Tetapi, apapun itu, satu hal yang benar-benar bisa dipastikan, seluruh peristiwa yang menjadi bagian dari sejarah Indonesia tidak seluruhnya dipaparkan oleh kurikulum sekolah karena satu dan lain hal – utamanya saat relevansinya dipertanyakan.

Inilah yang lantas menggelitik Samsi Rezki untuk membuka kembali lembaran-lembaran sejarah lewat tafsiran berbeda dari sebelumnya dalam film arahannya, “Merdeka atau Marni”. Melalui gagasan utamanya, Samsi Rezki telah membumbungkan rasa penasaran penonton. Kurang lebih seperti inilah catatannya: “Sungguh kita tak pernah benar-benar mengetahui bagaimana sejarah sebenarnya terjadi. Dalam kurikulum sekolah, sejarah kerap diajarkan tanpa memberikan ruang bagi tafsir manusiawi. Padahal ada banyak kejadian unik dan menarik yang bisa dituturkan. Bahwa para pelaku sejarah adalah juga sosok-sosok yang tak melulu serius dan kaku. Membuka jendela persepsi baru yang menjadikan sejarah tetap segar dalam riak-riak kehidupan.” Read More